GIANYAR, SERBIBALI.COM- Tahun 2020, beberapa komoditas buah di Gianyar mengalami penurunan hasil panen, bahkan zero. Hal ini menyebabkan Gianyar menjadi ketergantungan buah dengan daerah lain. Disisi lain petani sudah beralih ke komoditi padi, mengingat saluran irigasi dan masa pola tanam mengharuskan menanam padi.
Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Distan Gianyar, Wayan Suarta, Senin (3/5) mengakui adanya penurunan beberapa komoditi buah. Dijelaskan komoditi yang hampir nol di Gianyar di tahun 2020 adalah buah Semangka dan Melon.
“Komoditas ini kan ditanam di sawah, secara kebetulan Tahun 2020 seluruh subak masa tanam padi, setahun 3 kali padi,” jelas Wayan Suarta. Sehingga dengan kondisi itu, praktisnya dua komoditas itu tanpa hasil.
Dikatakannya lagi, di Tahun 2020, petani Gianyar secara kebetulan dengan pola tanam 3 kali padi. Selanjutnya dinTahun 2021 ini dengan pola tanam 2 kali padi dan satunya tanaman sejenis sayur, seperti Jagung, Semangka, Melon atau lainnya. “Walau menurun secara nilai ekonomis, tidak mengalami penurunan, justru dengan penanaman padi, perekonomian membaik,” jelasnya.
Sedangkan dua komoditas yang tidak ditanam tersebut tidak mempengaruhi capaian ekonomi, hanya ketergantungan buah dari sector lain. “Tingkat konsumsi buah tersebut juga tidak begitu besar, bagi petani komoditas itu hanya selingan sebelum menanam padi.
Dari data yang ada, produksi buah selain Semangka dan Melon di Gianyar stabil. Seperti buah Mangga mencapai 504 ton, Jeruk 740 ton, Pisang 130.264 tandan, Salak berkisar 3,7 ton. Sedangkan komoditas Jagung mengalami penurunan panen sekitar 13 persen. (mb/sb)
+ There are no comments
Add yours