DENPASAR, SERBIBALI.COM—Pemerintah Provinsi Bali yang sudah masuk tatanan kehidupan era baru, namun untuk meminimalisir bertambahnya kasus Covid-19, tetap akan memberlakukan pembelajaran sistem online (dalam jaringan/ daring) antara guru dengan siswa. Peran orangtua sangat penting dalam mendampingi tumbuh kembang anak anak dalam kehidupannya sebagai peran guru rupaka sehingga menjadikan putra-putrinya berkarakter baik, berbudi pekerti dan memiliki etika berbudi luhur. Hal ini disampaikan Ny Putri Suastini Koster selaku Ketua TP PKK Provinsi Bali dalam dialog Perempuan Bali Bicara, di Denpasar, Jumat (17/7).
Jika ingin bangsa tetap jaya maka orangtua menjadi peran utama dalam mendidik tata krama, etika, sopan santun dan menumbuhkan rasa toleransi di tengah pergaulannya. Agar menjadi putra-putri yang suputra, yang berbakti tidak hanya kepada sesama dan lingkungannya namun juga tertanam rasa bakti terhadap Sang Hyang penciptanya, sehingga menjadi putra-putri yang berbudi pekerti yang luhur dengan landasan dasar kasih sayang yang mendidik. “Orang tua jangan pernah lalai dalam mendidik anak-anaknya, sehingga tumbuh putra putri yang wiweka, memiliki kepedulian yang berlandaskan atas spiritual dan jiwa yang subur (memiliki kecerdasan, namun disertai nalar dan logika yang seimbang, memiliki kemampuan otak dan budi pekerti yang baik serta seimbang),” ungkapnya.
Untuk menghindari jarak yang renggang antara orangtua dan anak-anak maka perlu dibuatkan jadwal untuk berkumpul bersama keluarga di ruangan keluarga, selain peran penting mengawasi waktu belajar mereka sehingga waktu berdiskusi itu menjadi wadah menyenangkan bagi anak remaja yang mulai tumbuh dengan masanya sendiri. “Jangan memaksakan kehendak orangtua kepada anak agar mereka tidak terbebani, sehingga tidak menjadi anak yang tumbuh besar namun tidak berbekal pengalaman, pengetahuan dan wawasan. Dengan demikian, mereka tumbuh dengan spirit yang kaya disertai cara berfikir yang mumpuni,” imbuhnya.
Selain itu, orangtua juga diajak terlibat (Menyusun jadwal terkait aktivitas dan kegiatan antara belajar dengan bermain, Ide kreatif orangtua dan terlibat langsung dengan anak, Komunikasi yang positif dalam mendisiplinkan anak dan juga sebagai teman serta pemahaman etika dan budi pekerti menjadi bagian terpenting dalam tumbuh dan berkembang, Mengingatkan tentang waktu dengan membangun komunikasi yang baik dan tidak meninggalkan sikap instrospeksi diri, Relasi sebagai hubungan baik antara orangtua dengan anak yang berfungsi sebagai guru rupaka dan juga sebagai orangtua) untuk mendampingi anak anaknya belajar di rumah yang memiliki keterkaitan dengan teknologi.
Sejak pandemi Virus Corona atau Covid melanda, berbagai kebijakan diambil sebagai upaya guna memutus penyebaran virus tersebut, di antaranya mengambil kebijakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bagi semua siswa semua jenjang untuk belajar dari rumah melalui sistem daring atau online. Kebijakan belajar dari rumah itu sangat tepat, terlebih di tengah situasi pandemi corona. “Meskipun aktivitas belajar dilakukan dari rumah, namun para siswa tetap bersemangat mengikuti pembelajaran. Selain itu peran orang tua sangat penting, sekaligus bisa mendampingi serta mengawasi anaknya untuk menyelesaikan beberapa tugas yang diberikan oleh gurunya,” terang Ny. Putri Koster.
Belajar dari rumah, pasti ada positif maupun negatifnya, yang terpenting, orang tua sangat penting dalam pendampingan belajar anaknya, sekaligus orang tua bisa mengawasi penggunaan gadget. Saat ini, belajar dari rumah pastinya banyak segi positifnya, terlebih lagi bisa mengakrabkan ikatan antara orang tua dan anak. Selain bisa mengerjakan tugas materi dari sekolah orang tua juga bisa mengajarkan pekerjaan rumah kepada anaknya seperti memasak hingga membersihkan rumah. Semua itu juga sebagai pembelajaran anak dan orang tua juga bisa membatasi penggunaan gadget.
Selama ini, saat belajar dari rumah selama semua siswa tetap semangat dan rajin belajar, bahkan, semua kegiatan belajar juga terpantau guru baik itu melalui grup Whatsapp. Tidak hanya itu, semua tugas juga dikirim lewat Whatsapp dan absen pun juga dikirim melalui grup WA. Agar semua bisa berjalan dengan efektif, maka dibutuhkan tips atau cara mendampingi anak belajar di rumah yang baik selama masa darurat Virus Corona ini orang tua bisa menciptakan suasana rumah yang aman dan nyaman. “Suasana aman dan nyaman Sebisa mungkin, pada masa pandemi virus corona ini orang tua bisa menciptakan suasana rumah yang aman dan nyaman. Ini adalah kunci utama efektifnya proses belajar, sehingga hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan kondisi rumah senyaman mungkin bagi anak untuk belajar,” ujar Ny Putri Koster.
Suasana positif menciptakan suasana positif yang mendukung proses belajar mengajar. Orang tua dapat mendampingi anak saat anak belajar daring, mengerjakan tugas dari sekolah atau belajar mandiri. Kehadiran orang tua dalam proses pendampingan belajar mengajar merupakan sebuah energi positif penambah semangat belajar bagi anak.
Memberlakukan proses belajar mengajar di rumah dengan disiplin. Terapkan “aturan main” untuk proses belajar mengajar di rumah. Misalnya, jam berapa anak harus mulai belajar, istirahat, melanjutkan belajar, maka dan beribadah. Diskusikan dengan anak tentang pembagian waktu tersebut dan konsekuensi terbaik apa yang bisa diterapkan bersama. Dengan adanya pemberlakuan disiplin ini, harapannya kegiatan belajar mengajar bisa terjadwal dan rutin. Sehingga waktu yang digunakan untuk belajar mengajar di rumah menjadi efisien
Waktu disesuaikan dengan fleksibel, maka waktu belajar di rumah tidak harus sama dengan waktu belajar di sekolah. Proses dan tugas belajar harus disesuaikan dengan kondisi anak, orang tua dan lingkungan di rumah. Jangan menetapkan target terlalu tinggi bagi anak untuk menyelesaikan tugas sekolahnya dalam satu waktu sementara orang tua juga memiliki tugas lain.
Ny. Putri Koster mengajak orang tua jangan stres, usahakan agar para orang tua tidak stres. Sebelum mendampingi anak belajar, pastikan bahwa kondisi orang tua dalam situasi yang baik atau tidak stres. Sehingga proses belajar mengajar dapat tersampaikan dengan baik. Siapkan bahan di luar materi orang tua juga harus bisa menyiapkan bahan-bahan bacaan di luar materi yang diajarkan secara daring atau ditugaskan oleh sekolah untuk menambah wawasan baru bagi anak. “Misalnya, materi tentang Covid-19, bencana pandemik, kesehatan maupun kesenian untuk disampaikan kepada anak dengan menggunakan bahasa orang tua,” imbuhnya.
Agar bisa menambah wawasan anak, maka orang tua harus melibatkan anak dengan berbagai aktivitas di rumah, seperti membuat kue, memasak, membersihkan rumah, berkebun, bereksperimen, kegiatan kreatif lainnya. Tentunya kegiatan ini dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan disertai dengan penjelasan. Sehingga anak tertarik dan rasa ingin tahu anak untuk belajar semakin bertambah. Serta permainan edukatif ajar anak melakukan berbagai permainan edukatif di rumah. Intinya kembali kepada hidup normal dengan cara baru (utamakan protokol kesehatan) dan manfaatkan teknologi karena kesehatan menjadi hal utama saat ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Dikpora Provinsi Bali, I Ketut Ngurah Boy Jayawibawa menyampaikan bahwa, manfaat pendampingan orangtua untuk pendidikan anak yang baik. Masa kanak – kanak merupakan fase dalam hidup manusia yang sangat menentukan bagaimana kondisi dan kemampuan yang dimilikinya ketika dewasa. Setiap orang tua tentu memiliki harapan yang positif agar anaknya dapat memiliki perkembangan kemampuan yang baik.
Untuk mendapatkan perkembangan kemampuan tersebut, maka anak haruslah mendapatkan pembelajaran dalam pendidikan anak yang berkualitas. Pendidikan anak yang berkualitas tentu tidak didapatkan dengan hanya menyekolahklan anak saja namun ada juga peran yang harus dilakukan oleh orang tua. Melakukan pendampingan terhadap anak selama masa pendidikan tertentu dengan cara yang berbeda pada setiap jenjang pendidikan menjadi hal yang akan memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan kemampuan akademis anak.
Menindaklanjuti Surat Edaran Mendikbud RI Nomor 4 tahun 2020 tahun ajaran 2020-2021 masih menggunakan sistem online interaktif (dalam jaringan/ daring). Sedangkan untuk daerah pedesaan yang susah jaringan internet diperkenankan menggunakan WhatsApp atau SMS. “Roadmap pendidikan yang memang pada dasarnya mengarah pada teknologi dan informasi harus dilakukan dalam waktu yang lebih cepat mengingat suasana wabah pandemi Covid-19 saat ini,” jelasnya.
Pendampingan oleh orangtua wajib dilakukan sebelum sistem pembelajaran mulai, saat pembelajaran terlaksana dan sesudah pembelajaran sistem daring selesai. Selain sistem interaktif online, yang paling efektif adalah grup WhatsApp sebagai upaya percepatan informasi.
Teknis sarana prasarana bagi orangtua/ siswa yang berada jauh dari koneksi internet bahkan merupakan keluarga yang kurang mampu, maka semuanya keperluan yang berkaitan dengan sistem belajar-mengajar di masa pandemi sudah di alokasikan menggunakan dana BOS Pusat yang di regulasi dengan bantuan langsung tunai di alokasikan oleh Dinas sesuai arahan Gubernur Bali. Untuk sekolah swasta di akomodir oleh pemerintah selama tiga bulan.
“Stres akan menyebabkan imun anak anak turun, karena ketakutan orangtua yang menyebabkan kepanikan tersendiri yang dialami oleh orangtuanya. Toleransi jam berkurang dengan tujuan utama setiap pembelajaran dapat di tangkap maksimal oleh siswa, dan orangtua disarankan untuk tidak lebih tahu karena anak pastinya memahami kegiatan pembelajaran yang harus mereka laksanakan sesuai dengan peraturan sekolahnya,” cetus Kadisdikpora Boy Jayawibawa.
Monitoring daring dilakukan melalui laporan dari Kepala Sekolah ke dinas Dikpora. Sedangkan Kontrol terhadap guru juga dilakukan monitoring waktu dan kurikulum yang sudah di transfer kepada siswa-siswanya melalui laporan setiap saat dilakukan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. “Untuk memaksimalkan pengajaran melalui interakasi online khususnya yang semi daring (WA dan SMS), maka pihak sekolah terutama guru dan wali kelas lebih aktif memberikan tugas dan mengusahakan untuk tidak bertatap muka,” ujar Boy Jayawibawa.
Meskipun terdapat tantangan bagi siswa dan guru, dibalik kerinduan siswa siswa dengan teman dan gurunya, namun jangan sampai terjadi tatap muka sebelum adanya perubahan kebijakan dari Kepala Daerah (dalam hal ini Gubernur Bali). “Kepala sekolah jangan mengambil kebijakan sendiri untuk melakukan tatap muka dengan siswa dan usahakan ikuti peraturan dari kepala daerah dulu,” pungkasnya.
+ There are no comments
Add yours