BULELEENG,SERBIBALI.COM-BWC (Bali Waste Cycle) melaksanakan acara sosialisasi pengolahan limbah berbasis sumbernya, yang dimulai dari hulu hingga hilir, bertempat di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kabupaten Buleleng, pada Rabu (27/10/2021).
Direktur BWC (Bali Waste Cycle), Olivia Anastasia Padang memaparkan, pihaknya dari BWC (Bali Waste Cycle) melalui acara sosialisai turut serta membantu pengelolaan limbah yang dihasilkan RSUD Kabupaten Buleleng, sehingga menjadi sebuah solusi yang nyata.
“Saat ini, kami sosialisasikan masih secara internal di divisi-divisi yang ada di rumah sakit ini, sehingga seluruh divisi yang ada, memahami proses yang dipresentasikan, yaitu mulai dari pemilahan, pengolahan hingga pengumpulan,” ungkap Olivia.
Diakuinya, sebagai sebuah instansi yang cukup besar, seperti ini, pihaknya menjelaskan, kerjasama antar divisi sangat diperlukan, untuk tercapainya suatu Green Hospital yang baik.
Sementara itu, Direktur RSUD Buleleng, dr. Putu Arya Nugraha Sp.Pd., sangat mengapresiasi acara sosialisasi yang dilakukan BWC (Bali Waste Cycle), yang kedepannya, diharapkan, memiliki konsep untuk menjadikan RSUD Buleleng sebagai Green Hospital, sebuah istilah yang populer yang kemudian, menjadikan sampah yang diproduksi, baik sampah medis maupun sampah non medis menjadi benda yang berguna dan bernilai ekonomis.
“Sampah yang kita produksi, baik sampah medis maupun sampah non medis yang tidak beracun itu, yang semula dari sesuatu yang dianggap tidak berguna, kedepannya, kami harapkan, yang pertama, menjadi bernilai ekonomis, karena akan di-reduce, reuse dan recycle serta di-reduce lagi menjadi produk-produk yang penting untuk kehidupan kita. Kedua, otomatis, kita ingin RSUD Buleleng ini, sebagai bagian spirit dan gerakan menuju lingkungan yang lebih bersih,” terang Putu Arya.
Dijelaskan, di Bali, sampah medis yang dihasilkan berjumlah 3 ton dalam sehari. Melalui program pengolahannya, sampah yang dihasilkan pihak rumah sakit bisa dikelola dengan baik.
“Nah, kalau kita tidak lakukan recycle ini dan reduce itu, kita akan membebani TPSD (Tempat Pembuangan Sampah Daerah), yang saat ini, sudah melebihi kapasitas. Dengan adanya program ini, selain mengurangi kerusakan lingkungan, sampah justru menjadi bernilai ekonomis,” kata Putu Arya.
Lebih lanjut, Putu Arya mencontohkan produk-produk yang dihasilkan dari sampah, misalnya, alat-alat rumah tangga, kaki palsu dan berbagai pernak-pernik yang bisa dijadikan souvenir.
“Output-nya seperti tadi itu, yaitu Green Hospital. Jadi, rumah sakit kita ini, tidak lagi dicap menghasilkan limbah, tetapi, justru bisa melayani orang sakit dengan baik. Di sisi lainnya, memberikan nilai ekonomi terhadap sampah yang kita hasilkan. Jadi, tidak merusak atau tidak mencemari lingkungan,” pungkas Putu Arya.
Pada kesempatan tersebut, Olivia berharap kedepannya, agar RSUD Buleleng bisa menjadi percontohan untuk Bali Utara dan juga untuk instansi rumah sakit maupun kantor-kantor pemerintahan yang lainnya. Pasalnya, saat itu, mereka bisa mengolah limbahnya berbasis sumber, dimulai dari hulu hingga hilir dan memastikan, bahwa limbah-limbah ini, bisa terurai dengan baik, sehingga konsep “Green Building” bisa menjadi sebuah percontohan untuk instansi-instansi lainnya di Bali Utara.ace