Pengembangan Musik Tradisional Melalui Eksplorasi

2 min read

DENPASAR, SERBIBALI.COM- Belakangan ini muncul komposisi-komposisi musik baru yang menampilkan melodi yang lincah dan mempergunakan banyak nada. Hal ini sangat berbeda dengan gending-gending dari masa lampau yang melodi melodinya sangat sederhana.  Inovasi dan kegigihan yang tidak pernah surut dari anak-anak muda untuk mempertahankan  jati diri dan mengembangkan budaya tradisional.

Menciptakan gamelan pesel  semara pegulingan dan selonding sejatinya membawa dan menggodok konsep dari dua jenis gamelan. Membuat rancangan bentuk dan nada baru untuk dibuatkan gambelan. Hal tersebut diungkapkan I Wayan Arik Wirawan, S.Sn, M.Sn, Selasa, (5/1).

Gamelan Pesel (Pegulingan dan Selonding) dimainkan dengan 19 alat musik, antara lain terompong, kendang, gangsa, suling, kecek, kajar, jublag, jegogan dan gong.

“Saya sangat ingin memunyai barungan gamelan semar pegulingan dan selonding di rumah untuk bisa berproses dengan teman-teman. Seiiring waktu, niat untuk mengadakan kedua jenis gamelan itu pun berubah, karena dari pengalaman berkesenian saat itu yang dalam hati kecil ingin menciptakan sesuatu yang baru baik dari karya dan langsung ke gamelannya,” katanya.

Lebih lanjut, pria yang disapa Arik  ini menjelaskan dari sana muncul pemikiran untuk membuat satu barung gamelan baru yang fleksibel. Proses pembuatan gamelan ini dilakukan secara bertahap dan instrumen yang lahir  tepat dengan momen atau even instrumen itu dibutuhkan.

Sebagai jati diri sebagai seorang seniman harus berani bereksplorasi dan berimajinasi dalam membangun nilai pengembangan musik tradisional. Menjadikan suatu karya yang berbeda sesuai etika dan estetika.

Di era pandemi dengan keterbatasan gerak, kami bisa akali berkarya dengan menggunakan sistem latihan sektoral dan langsung direkam. Jadi untuk menggabungkannya bisa dilakukan di studio dengan mengedepankan protokol kesehatan.

“Situasi seperti ini memang lumayan berat dirasakan khususnya seniman pertunjukan, namun saat ini kita bisa memikirkan ide-ide baru dengan konsep yang matang untuk bisa digarap jika keadaan mulai membaik,” tegas pria dari Banjar Kehen.

Torehan penghargaan dan event yang menarik  diberikan kesempatan untuk berkreativitas Ngayah di pura wilayah Bali dan Lombok, mengiringi Janger, mengiringi Bondres inovatif, mengisi acara wedding, kolaborasi dengan musik barat, event PKB, Bali Mandara Nawanatya, Mahalango, Mendukung Ujian Karya di UNHI Denpasar, Event Denpasar Kreatif, Event Denpasar Festival, Event Maha Bandana Denpasar. Untuk Komunitas Baleganjur pesel mendapatkan juara 1 di Kabupaten Klungkung, dan harapan 3 di Kabupaten Badung. gts

Berita Lainnya

More From Author

+ There are no comments

Add yours