KLUNGKUNG, SERBIBALI.COM – Danghyang Dwijendra adalah tokoh terkenal di Bali, khususnya dalam pengembangan agama Hindu. Kehadiran beliau di Bali menyisakan beberapa peninggalan seperti Dang Kahyangan Dalem Gandamayu di Desa Gelgel, Klungkung.
Ida Bagus Aji Mangku Dalem Gandamayu selaku pemangku pura setempat mengatakan Pura Dang Kahyangan Dalem Gandamayu sangat terkait dengan Dang Hyang Dwijendra. Pura ini dibangun pada tahun Saka 1398 atau 1476 Masehi, seperti yang tertulis di papan nama depan pura. Ia mengatakan jika pada awalnya Ida Dang Hyang Dwijendra yang berada di Jawa mengikuti petunjuk spiritual hingga melakukan perjalanan ke Bali. Ketika di Bali, rohaniwan itu melihat ada pancaran api dengan asap yang sangat harum di wilayah pura saat ini, yang dahulunya bernama Teledu Nginyah, sehingga dibangunlah pura di tempat yang diyakini memiliki vibrasi spiritual itu.
Ada beberapa pelinggih di mandala utama pura, di sudut timur laut menghadap selatan terdapat Sanggaran Agung sebagai pemujaan untuk Bhatara ring Luhur, di sebelah baratnya terdapat Bale Ongkara, sebuah pelinggih yang hanya memiliki 1 tiang yang menopang atapnya. Berdampingan di sebelah baratnya lagi terdapat Bale Pesamuhan, yang merupakan pemujaan untuk Bhatara Siwa – Buddha.
“Bale Ongkara itu adalah pemujaan Sang Hyang Aji Sekala – Niskala, orang biasa menyebutnya Ongkara ning Ongkara, simbol esensi Tuhan,” sebutnya.
Berikutnya di sebelah timur menghadap barat, dari sebelah utara ke seletannya terjejer Sanggah Surya, yang diperuntukan untuk upacara, Gedong Bhatara Dalem sebagai pelinggih pokok, Simpangan Rare, dan Ngrurah. Di selatannya lagi terdapat Panggungan Sor dan Pesanekan, dan di tengah mandala terdapat Bale Pawedan, tempat pendeta melakukan pemujaan ketika ada upacara. Pada areal yang sama, di sebelah selatan Dang Kahyangan Dalem Gandamayu juga terdapat Gedong yang merupakan stana Ratu Pande.
Dang Kahyangan ini kerap didatangi umat, bahkan menurut Mangku umat tak hanya dari Bali, namun ada yang dari Jawa dan Lombok. Banyak di antara mereka yang tumben melakukan persembahyangan karena mendapat petunjuk niskala, misalnya karena ada yang kesakitan sehingga memohon obat. Selain itu ada pula yang rutin bersembahyang seperti praktisi spiritual, para pendeta maupun calon pendeta. Tujuannya untuk memohon anugerah Ida Bhatara Dalem sehingga segala sesuatu yang ditekuninya dapat berhasil dengan baik. Pra
+ There are no comments
Add yours