GIANYAR, SERBIBALI.COM- Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Pemkab Gianyar di Desa Temesi, Gianyar tidak hanya dijadikan pembuangan sampah. Banyak yang menjadikan tempat tersebut sebagai lokasi pembuangan anakan anjing dan kucing. Hal tersebut meresahkan warga setempat. Sebab, bisa saja anjing-anjing yang dibuang oleh pemiliknya itu terjangkit rabies.
Perbekel Temesi, Nyoman Gede Suparta, Senin (22/3) sangat menyayangkan hal tersebut. Menurutnya, oknum-oknum yang membuang anakan ajing tersebut telah mengabaikan keselamatan warga di Desa Temesi dari ancaman rabies.
Anakan anjing yang dibuang ke sana, kata Suparta sebagian besar berjenis kelamin betina. “Anakan anjing betina atau kucing itu dibuang bersama sampah. Setelah di TPA, mereka hidup liar di sekitar TPA,” ujarnya.
Kata dia, anakan anjing yang tumbuh menjadi anjing liar ini, biasanya tinggal di pondokan petani. Selain meresahkan warga, keberadaan anjing-anjing liar tersebut juga meresahkan peternak sapi.
Peternak khawatir karena anak sapi sangat rawan digigit anjing. “Yang paling kami takutkan adalah penyebaran rabies, karena ada puluhan anjing liar di TPA, ” tandasnya.
Terpisah, Kabid Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar, Made Santiarka mengimbau masyarakat supaya menghentikan prilaku membuang anjing sembarangan. Sebab, hal tersebut dapat membahayakan keselamatan masyarakat.
Santiarka mengantakan, selama ini ia sudah intensif menyosialisasikan ke masyarakat agar tidak membuang anjing, baik ke TPA, jalanan dan sebagainya. “Trend populasi anjing meningkat, begitu pula anjing liar. Kami imbau agar tidak membuang anakan anjing ke TPA,” harapnya.
“Saat ini Bidang Kesehatan Hewan terus melakukan upaya vaksinasi ke banjar-banjar yang ada di Kabupaten Gianyar. Di Tahun 2021 ini target vaksinasi anjing di Gianyar sebesar 80 persen dari keseluruhan populasi di Gianyar,” imbuhnya.
Kata dia, vaksinasi anjing di perkotaan relatif lebih mudah. Sebab anjing dipelihara dengan baik dengan cara dikandangkan. “Di daerah pedesaan, anjing peliharaan lepas liar dan ada yang dipelihara di tegalan, sehingga vaksinasi agak terkendala,” jelasnya.
“Total populasi akhir tahun 2020 sebanyak 88.833 ekor. Meningkat dari jumlah sebelumnya dan tahun 2021 ini estimasi populasi juga mengalami kenaikan,” tandasnya. (mb/sb)
+ There are no comments
Add yours