Minimkan Gepeng di Kota Denpasar
DENPASAR,SERBIBALI.COM-Ketua KPP (Kaukus Perempuan Parlemen) Kota Denpasar, Cynthia Febriani, SIP., SH., menyatakan bahwa, dirinya yang dipercaya sebagai Ketua Kaukus Perempuan Parlemen Kota Denpasar, periode 2020-2024 berusaha menjalankan program Kaukus Perempuan Parlemen di Kota Denpasar, dalam upaya mengikis eksploitasi perempuan dan anak serta mengedepankan program kerja, terkait Gepeng (Gelandangan dan Pengemis) di Kota Denpasar agar keberadaannya lebih minim dengan bersinergi bersama Kaukus Perempuan Parlemen Kabupaten Karangasem. Demikian diungkapkannya, saat dikonfirmasi awak media, usai acara pelantikan pengurus KPP (Kaukus Perempuan Parlemen) sembilan Kabupaten/Kota se-Bali, bertempat di Gedung Wiswa Sabha, Kantor Gubernur Bali, Renon, Denpasar, Minggu (12/9/2021).
“Bagaimana mengedepankan gepeng-gepeng di Kota Denpasar untuk lebih minim. Kalau untuk mengurangi, mungkin akan ada bantuan dari Kabupaten di Bali. Dengan adanya KPP (Kaukus Perempuan Parlemen) di sembilan Kabupaten/Kota se-Bali, kita menjadi kuat, untuk mengurangi keberadaan gepeng di setiap Kabupaten/Kota. Selain itu, juga permasalahan eksploitasi anak dan bagaimana perempuan menderita karena KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Inilah rangkaian program terbesar buat kami di sembilan Kabupaten/Kota,” ungkap Cynthia Febriani.
Dijelaskan, Kaukus Perempuan Parlemen berusaha bersama-sama membangun Bali dan memajukan perempuan, untuk berbuat, mengenai pemberdayaan perempuan.
Disinggung pelaku gepeng dan eksploitasi anak tidak berasal dari Kota Denpasar melainkan dari Kabupaten lainnya, Cynthia Febriani, SIP., SH., yang juga Anggota Komisi IV Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Denpasar menjelaskan, KPP (Kaukus Perempuan Parlemen) Kota Denpasar berupaya melakukan sinergi dengan KPP Kabupaten lainnya di Bali, misalnya KPP Kabupaten Karangasem terkait keberadaan gepeng di Kota Denpasar, dikarenakan, juga telah dilantiknya Ketua KPP (Kaukus Perempuan Parlemen) Kabupaten Karangasem.
“Jadi, permasalahan gepeng, kita dari KPP Kota Denpasar saling bersinergi dengan KPP Kabupaten Karangasem, untuk memblokade dan menutup ruang lingkup mereka untuk keluar dari Kabupatennya sendiri. Jadi, itu langkah terbesar kami sebagai Ketua-Ketua, untuk mengurangi keberadaannya, dengan memberi edukasi terhadap gepeng, agar tidak keluar dari jalur wilayahnya masing-masing, seperti memberi pemberdayaan, apa langkahnya, biar mereka mengerti dan paham bahwa dengan tidak menjadi gepeng, mereka tetap bisa berproduktivitas,” papar Cynthia Febriani, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak dan Penanggulangan Bencana Alam DPC PDI Perjuangan Kota Denpasar.
Dibandingkan dengan daerah lainnya, keberadaan Perempuan di Parlemen Kota Denpasar, yang terpilih langsung jumlahnya relatif sedikit, lanjut Cynthia Febriani, pihaknya mengucapkan rasa syukurnya, bahwa di Kota Denpasar, walau berbeda partai politik, Perempuan Parlemen di Kota Denpasar sangat solid bergerak untuk maju kedepannya.
Cynthia Febriani mengingatkan akan pentingnya konsolidasi kedalam, dengan cara berbaur bersama-sama, tanpa melihat lagi warna baju partai politik, posisi kepengurusan dan berbagai kepentingan kelompok lainnya. Karena itu, pihaknya sebagai bagian dari Perempuan Parlemen se-Bali melebur dalam satu wadah dan satu bendera, yang disebut KPP (Kaukus Perempuan Parlemen).
“Langkah-langkah apapun, kita selalu didiskusikan bersama-sama, bahwa kita harus maju kedepannya. Kalau bisa nantinya maju ke tingkat Provinsi Bali. Jadi, ini tujuannya, agar kita semakin kuat. Kita di parlemen tidak melihat bendera, tetapi melihat bagaimana kekuatan politik kita sebagai perempuan, agar lebih maju kedepannya,” pungkas Cynthia Febriani.ace
+ There are no comments
Add yours