Denpasar, Serbibali.com- Pameran IKM Bali Bangkit ke-3 siap dilaksanakan serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-43, pertengahan Juni-Juli 2021 mendatang. Pameran tersebut merupakan salah satu langkah yang ditempuh Pemerintah Provinsi Bali, khususnya dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali agar industri kecil menengah (IKM) terus dapat berkarya dan terus dapat menggerakkan perekonomian masyarakat.
Pameran IKM Bali Bangkit ke-3 akan diikuti oleh 96 IKM dari seluruh kabupaten/kota di Bali. Mereka yang terpilih telah melewati proses kurasi yang dilakukan langsung oleh Dekranasda Provinsi Bali dan akan memulai pameran dari 5 Juni 2021.
Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny. Putri SuastiniKoster, didampingi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Wayan Jarta, dalam Pembekalan Teknis Pameran IKM Bali Bangkit ke-3 di Gedung Ksiraarnawa,Taman Budaya Bali, Denpasar, Rabu (2/6/2021) berharap para pelaku IKM bisa menampilkan produk-produk asli dan berkualitas. Perajin diingatkan agar tidak sekadar mengejar keuntungan dengan mengabaikan kualitas, apalagi hingga menjual produk tiruan yang jauh berbeda dengan apa yang diwariskan para leluhur.
“Orientasi utama kita bukan mencari keuntungan sebesar-besarnya, tetapi memperkenalkan produk kita ke masyarakat. Jaga kualitas produk, jangan mengemplang harga, beri harga yang sewajarnya kepada konsumen,” kata Putri Koster.
Ia pun meminta agar semua peserta dalam berpameran selalu mengindahkan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan panitia. Termasuk di antara peraturan itu adalah tidak menjual produk seperti alpaka untuk logam, produk tiruan songket, maupun kain endek yang diproduksi pabrik.
Putri Koster mengajak para pelaku IKM untuk berlaku jujur dalam berdagang dalam artian mencari keuntungan yang sewajarnya dengan menghitung seksama jumlah biaya produksi dan keuntungan yang diinginkan. Dengan demikian, para pembeli akan merasa puas karena membeli produk dengan harga serta kualitas yang sewajarnya.
“Saya minta semua barang yang dipamerkan harus mencantumkan harga, beri penjelasan yang jujur kepada pembeli tentang produk yang kita miliki,” katanya.
Menurutnya, IKM bertanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan apa yang diwariskan nenek moyang Bali, bukan hanya berjualan dan mencari untung yang besar. “Mari kita bersama-sama menjadi kuat dan bangkit di masa pandemi dan kedepannya bisa menjadi tuan di rumah sendiri melalui karya yang kita hasilkan,” ajaknya.
Ia menambahkan, di era ini, pelaku IKM hendaknya mulai masuk dan memasarkan produknya melalui platform digital, salah satunya melalui Balimall.com. “Untuk transaksi para peserta pameran secara keseluruhan sudah menyediakan pembayaran dengan menggunakan aplikasi QRIS dari BPD Bali,” pungkasnya. (bn/sb)
+ There are no comments
Add yours